BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hubungan antara psikologi dengan sastra sebenarnya
telah lama ada, semenjak usia ilmu itu sendiri. Akan tetapi penggunaan
psikologi sebagai sebuah pendekatan dalam penelitian sastra belum lama
dilakukan. Menurut Robert Downs ( 1961: 1949 ) dalam Abdurrahman, (2003:1),
bahwa psikologi itu sendiri bekerja pada suatu wilayah yang gelap, mistik dan
paling peka terhadap bukti-bukti ilmiah. Dan wilayah yang gelap itu memang ada
pada manusia, dari wilayah yang gelap itulah kemudian muncul perilaku serta aktifitas
yang beragam, termasuk perilaku baik, buruk, kreatif, bersastra dan
lain-lain.
lain-lain.
Menurut Harjana ( 1991: 60) pendekatan psikologi
sastra dapat diartikan sebagai suatu cara analisis berdasarkan sudut pandang
psikologi dan bertolak dari asumsi bahwa karya sastra selalu saja membahas
tentang peristiwa kehidupan manusia yang merupakan pancaran dalam menghayati
dan mensikapi kehidupan. Disini fungsi psikologi itu sendiri adalah melakukan
penjelajahan kedalam batin jiwa yang dilakukan terhadap tokoh-tokoh
yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang
seluk-beluk tindakan manusia dan reponnya terhadap tindakan lainnya.
yang terdapat dalam karya sastra dan untuk mengetahui lebih jauh tentang
seluk-beluk tindakan manusia dan reponnya terhadap tindakan lainnya.
Dalam psikologi sastra, ada beberapa tokoh
psikologi terkemuka, seperti
Sigmund freud, Carl Gustav Jung dan Mortimer Adler yang telah memberikan
inspirasi tentang misteri tingkah laku manusia melalui teori-teori psikologi.
Namun Freud-lah yang paling banyak memberi sumbangan pemikiran dalam psikologi
sastra, dia secara langsung berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai
akibat tekanan dan timbunan masalah di alam bawah sadar yang kemudian
dituangkan kedalam bentuk penciptaan karya seni. Teori pendekatan psikologi
sastra yang dikembangkan oleh Freud ini dikenal dengan nama Psikoanalisis.
Sigmund freud, Carl Gustav Jung dan Mortimer Adler yang telah memberikan
inspirasi tentang misteri tingkah laku manusia melalui teori-teori psikologi.
Namun Freud-lah yang paling banyak memberi sumbangan pemikiran dalam psikologi
sastra, dia secara langsung berbicara tentang proses penciptaan seni sebagai
akibat tekanan dan timbunan masalah di alam bawah sadar yang kemudian
dituangkan kedalam bentuk penciptaan karya seni. Teori pendekatan psikologi
sastra yang dikembangkan oleh Freud ini dikenal dengan nama Psikoanalisis.
Munculnya pendekatan psikologi dalam sastra
disebabkan oleh meluasnya perkenalan sarjana-sarjana sastra dengan
ajaran-ajaran Freud yang mulai diterbitkan dalam bahasa Inggris. Yaitu
Tafsiran Mimpi ( The Interpretation of Dreams ) danThree Contributions to A
Theory of Sex atau Tiga Sumbangan Pikiran ke Arah Teori Seks dalam dekade
menjelang perang dunia. Pembahasan sastra dilakukan sebagai eksperimen tekhnik
simbolisme mimpi, pengungkapan aliran kesadaran jiwa, dan pengertian libido ala
Freud menjadi semacam sumber dukungan terhadap pemberontakan sosial melawan
Puritanisme(kerohanian ketat) dan tata cara Viktorianoisme(pergaulan
kaku).Dahulu kejeniusan sastrawan selalu menjadi bahan pergunjingan. Sejak
zaman Yunani, kejeniusan dianggap kegilaan(madness) dari tingkat neurotik
sampai psikosis. Penyair dianggap orang yang kesurupan (possessed). Ia berbeda
dengan yang lainnya, dan dunia bawah sadarnya yang disampaikan melalui karyanya
dianggap berada di bawah tingkat rasional. Namun, pengarang tidak sekedar mencatat
gangguan emosinya ia juga mengolah suatu pola arketipnya, seperti Dostoyevsky
dalam karyanya The Brother Kamarazov atau suatu pola kepribadian neurotik yang
sudah menyebar pada zaman itu. Kemudian, ilmu tentang emosi dan jiwa itu
berkembang dalam penilaian karya sastra.(Psikoanalisis Sastra).
Dalam sastra Indonesia
pendekatan psikologi berkembang sejak tahun enam puluhan, antara lain oleh
Hutagalung dan Oemarjati dalam buku pembahasan masing-masing atas Jalan Tak Ada
Ujung dan Atheis. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pertolongan agar
dapat membaca drama atau novel secara benar.
1.2
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan menjabarkan sedikit
tentang bagaimana pandangan beberapa ahli
yang telah memberi banyak inspirasi dan banyak dianut dalam model pendekatan
psikologi sastra hingga sampai sekaran ?
1.3 Tujuan
Tujuan daru penulisan makalah
ini adalah untuk memberi penjelasan tentang pandangan para ahli mengenai teori
psikologis dalam karya sastra.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 KEGUNAAN PSIKOANALISIS SASTRA
Psikologi atau psikoanalisis
dapat mengklasifikasikan pengarang berdasar tipe psikologi dan tipe
fisiologisnya. Psikoanalasisis dapat pula menguraikan kelainan jiwa bahkan alam
bawah sadarnya. Bukti-bukti
itu diambil dari dokumen di luar karya sastra atau dari karya sastra itu
sendiri. Untuk menginteprestasikan karya sastra sebagai bukti psikologis,
psikolog perlu mencocokannya dengan dokumen-dokumen di luar karya sastra.
Psikoanalisis dapat digunakan untuk menilai karya sastra karena psikologi dapat menjelaskan proses kreatif. Misalnya, kebiasaan pengarang merevisi dan menulis kembali karyanya. Yang lebih bermanfaat dalam psikoanalisis adalah studi mengenai perbaikan naskah, koreksi, dan seterusnya. Hal itu, berguna karena jika dipakai dengan tepat dapat membantu kita melihat keretakan ( fissure ), ketidakteraturan, perubahan, dan distorsi yang sangat penting dalam suatu karya sastra.Psikoanalisis dalam karya sastra berguna untuk menganalisis secara psikologis tokoh-tokoh dalam drama dan novel. Terkadang pengarang secara tidak sadar maupun secara sadar dapat memasukan teori psikologi yang dianutnya. Psikoanalisis juga dapat menganalisis jiwa pengarang lewat karya sastranya.
Psikoanalisis dapat digunakan untuk menilai karya sastra karena psikologi dapat menjelaskan proses kreatif. Misalnya, kebiasaan pengarang merevisi dan menulis kembali karyanya. Yang lebih bermanfaat dalam psikoanalisis adalah studi mengenai perbaikan naskah, koreksi, dan seterusnya. Hal itu, berguna karena jika dipakai dengan tepat dapat membantu kita melihat keretakan ( fissure ), ketidakteraturan, perubahan, dan distorsi yang sangat penting dalam suatu karya sastra.Psikoanalisis dalam karya sastra berguna untuk menganalisis secara psikologis tokoh-tokoh dalam drama dan novel. Terkadang pengarang secara tidak sadar maupun secara sadar dapat memasukan teori psikologi yang dianutnya. Psikoanalisis juga dapat menganalisis jiwa pengarang lewat karya sastranya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar