KATA PENGANTAR
Puji
syukur aku panjatkan kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayahnya
sehingga kita masih diberikan kesempatan dalam menyelesaikan makalah ini dengan
judul “ Perbandingan strategi,
pendekatan, metode, dan model pembelajaran”
Sehubungan
dengan itu, ucapan terima kasih kepada bapak dosen yang telah membimbing saya
dan teman-teman yang membantu saya yang memudahkan dalam menyelesaikan makalah
ini sehingga berjalan dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam proses
pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika
strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum
aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada
cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah
ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan
rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah
yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya),
masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan
desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun
beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya,
maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap
akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Berdasarkan uraian di atas,
bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru
dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan
menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi
pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon
guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang
kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun
penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya.
Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar
pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran
sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara
kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai
dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya
akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang
tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
RUMUSAN MASALAH
Menjelaskan tentang strategi,
pendekatan, metode dan model pembelajaran yang digunakan didalam
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan ooleh seorang guru.
BAB II
PEMBAHASAN
- Perbandingan strategi, pendekatan, metode, dan model pembelajarn
Dalam proses
pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga
seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut
adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran;
(4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran.
Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat
memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
a. Strategi
pada mulanya strategi digunakan dalam dunia militer yang diartikan
sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu
peperangan. Seseorangyang berperan dalam mengatur strategi, untuk memenangkan
peperangan sebelum melkukan suatu tindakan, ia akan menimbang bagimana kekuatan
pasukan yang di hadapinya baik dilihat dari kuantitas maupun kualitas.
Demikian halnya
seorang pelatih sepak bola, ia akan menentukan strategi yang dianggapnya tepat
untuk menentukan suatu pertandingan setelah ia memahami segala potensi yang
dimiliki oleh tim-nya, misalnya dengan strategi menyerang ia kan mengunakan dengan pola 2-3-5 dan
strategi bertahan dengan pola 5-3-2. Semuanya sangat tergantung kepada kondisi
tim serta kekuatan lawan.
Dari dua
ilustrasi tersebut dapat kita simpulkan bahwa strategi digunakan untuk
memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan..
Sementara itu,
Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan
mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi
pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan
diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya,
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery
learning(strategi penyampaian dan penemuan) dan (2) group-individual
learning(strategi pembelajran kelompok dan individual) (Rowntree dalam
Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan
strategi pembelajaran deduktif.
Dalam strategi
exposition , bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi siswa di
tuntut untuk menguasai bahan yang
disajikan, jadi siswa tidak dituntuk untuk mengolahnya, kewajiban siswa adalah
menguasai secara penuh materi yang disajikan.
Berbeda denga
discovery, dalam strategi ini bahan pelajaran dicari dan ditemukan sendiri oleh
siswa melalui berbagai aktivitas, sehingga tugas guru lebih banyak sebagai
fasilitator dan pembimbing bagi siswanya.
Strategi
belajar individual dilakukan oleh siswa secara mandiri. Kecepatan, kelambatan
dan keberhasilan pembelajaran sangat terganutng oleh kemampuan individu yang
bersangkutan. Bahan pelajaran serta bagimana mempelajarinya didesain untuk belajar sendiri.
Contoh dari strategi pembelajaran ini adalah belajar mel;alui modul, atau
belajar bahasa melalui kaset audio.
Pembelajaran
kelompok dilakukan secara nberegu. Sekelompok siswa diajar oleh seseorang
beberapa orang guru. Bentuk belajar kelompok
bias dalam pembelajaran kelompok besar atau pembelajran klasikal. Pada
pembelajaran ini tidak memperhatikan kecepatan belajar individual sehingga
setiap individu dianggap sama.
b.
Pendekatan
pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat
pada siswa (student centered approach) di aplikasikan dalam
pembelajaran ekspositori dan (2)
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach) diaplikasikan pada pembelajaran inkuiri
Dari
pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam
strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003)
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :
- Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
- Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
- Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks
pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
- Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
- Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
- Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
- Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.
Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode pembelajaran yang digunakan
dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu.
c.
Metode
pembelajaran
metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam
bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan
strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi;
(4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.
Selanjutnya
metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik
pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian
pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda
pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong
pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan
gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah,
tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam
penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang
dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang
memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)
Dari penjelasan di atas, maka
dapat ditentukan bahewa suatu strategi
pembelajran yang diterapkan guru akan tergantung kepada pendekatan yang
digunakan sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat di tetapkan berbagai metode
pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajran guru dapat menentukan
teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap
guru memiliki taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang
lain.
d.
Model
pembelajaran
Apabila
antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang
disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang
disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran.
Berkenaan
dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.
Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model
personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian,
seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan
strategi pembelajaran.
Gunter et al (1990:67) mendefinisikan an
instructional model is a step-by-step procedure that leads to specific learning
outcomes. Joyce & Weil (1980) mendefinisikan model pembelajaran sebagai
kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan
pembelajaran. Dengan demikian, model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi model pembelajaran cenderung
preskriptif, yang relatif sulit dibedakan dengan strategi pembelajaran. An
instructional strategy is a method for delivering instruction that is intended
to help students achieve a learning objective (Burden & Byrd, 1999:85).
Selain memperhatikan rasional teoretik, tujuan, dan
hasil yang ingin dicapai, model pembelajaran memiliki lima unsur dasar (Joyce & Weil (1980),
yaitu (1) syntax, yaitu langkah-langkah operasional pembelajaran, (2) social
system, adalah suasana dan norma yang berlaku dalam pembelajaran, (3) principles
of reaction, menggambarkan bagaimana
seharusnya guru memandang, memperlakukan, dan
merespon siswa, (4) support system, segala sarana, bahan, alat, atau
lingkungan belajar yang mendukung pembelajaran, dan (5) instructional dan
nurturant effects—hasil belajar yang diperoleh langsung berdasarkan
tujuan yang disasar (instructional effects) dan hasil belajar di luar
yang disasar (nurturan effects).
Di luar
istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola
umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran
lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar
tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan
dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe
atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern,
dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda
dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang
akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah
konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai
dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.
Desain pembelajaran yang
konsisten dengan tujuan belajar yang disasar tersebut tentunya diupayakan pula
untuk mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Paradigma tentang
hasil belajar yang berasal dari tujuan belajar kekinian tersebut hendaknya
bergeser dari no learning dan
rote learning menuju constructivistic learning.
No learning, miskin
dengan retensi, transfer, dan hasil belajar. Siswa tidak menyediakan perhatian
terhadap informasi relevan yang diterimanya. Rote learning, hanya mampu mengingat informasi-informasi
penting dari pelajaran, tetapi tidak bias menampilkan unjuk kerja dalam
menerapkan informasi tersebut dalam memecahkan masalah-masalah baru. Siswa
hanya mampu menambah informasi dalam memori. Constructivist learning dapat menampilkan unjuk kerja
retensi dan transfer. Siswa mencoba membuat gagasan tentang informasi yang
diterima, mencoba mengembangkan model mental dengan mengaitkan hubungan sebab
akibat, dan menggunakan proses-proses kognitif dalam belajar. Proses-proses
kognitif utama meliputi penyediaan perhatian terhadap informasi-informasi yang
relevan dengan selecting,
mengorganisasi infromasiinformasi tersebut dalam representasi yang koheren
melalui proses organizing,
dan mengintegrasikan representasi-representasi tersebut dengan pengetahuan yang
telah ada di benaknya melalui proses integrating.
Hasil-hasil belajar tersebut
secara teoretik menjamin siswa untuk memperoleh keterampilan penerapan
pengetahuan secara bermakna. Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami
dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model
pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati
upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para
guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model
pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian
akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber
literaturrnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep
atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan
teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru
pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran
tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja
masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran
versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model
pembelajaran yang telah ada.
BAB
III
KESIMPULAN
Strategi pembelajaran sifatnya
masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode
pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in
achieving something” (Wina Senjaya (2008). Setelah terealisasi atau di
implementasikan didalam pembelajran maka akan terbentuk model pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk
membantu guru dan siswa dalammengkreasi, menata, dan mengorganisasi
pembelajaran sehingga memungkinkan peristiwa belajar terjadi dalam rangka
mencapai tujuan belajar.
Model pembelajaran sangat diperlukan untuk memandu proses
belajar secara efektif. Model pembelajaran yang efektif adalah model
pembelajaran yang memiliki landasan teoretik yang humanistik, lentur, adaptif,
berorientasi kekinian, memiliki sintak pembelajaran yang sedehana, mudah
dilakukan, dapat mencapai tujuan dan hasil belajar yang disasar.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan
untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving
something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
(Wina Senjaya (2008)
Saran-saran
Saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalam
isi makalah ini, oleh sebab itu kritik dan sarannya selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah yang saya buat. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi
Pendidikan. Bandung:
Rosda Karya Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega,
1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung:
FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta:
Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Arends, R. I. 1998. Learning to teach. Singapore: Mc
Graw-Hill book Company.
Arends, R. I., Wenitzky, N. E., & Tannenboum, M. D. 2001.
Exploring teaching: An introduction to education. New York: McGraw-Hill Companies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar