Jumat, 15 Juni 2012

Bahasa Juralistik

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

            Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia di samping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah), ragam bahasa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, dan ragam bahasa literer (sastra) (Sudaryanto, 1995). Dengan demikian bahasa jurnalistik memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain. 
      Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan oleh wartawan (jurnalis) dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa (Anwar, 1991). Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalistiklah yang bisa dikategorikan sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers. 
            Bahasa jurnalistik itu sendiri juga memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan terberitakan. Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menuliskan reportase investigasi tentu lebih cermat bila dibandingkan dengan bahasa yang digunakan dalam penulisan features. Bahkan bahasa jurnalistik pun sekarang sudah memiliki kaidah-kaidah khas seperti dalam penulisan jurnalisme perdamaian (McGoldrick dan Lynch, 2000). 
        Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulis berita utama—ada yang menyebut laporan utama, forum utama-- akan berbeda dengan bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulis tajuk dan features. Dalam menulis banyak faktor yang dapat mempengaruhi karakteristik bahasa jurnalistik karena penentuan masalah, angle tulisan, pembagian tulisan, dan sumber (bahan tulisan). Namun demikian sesungguhnya bahasa jurnalistik tidak meninggalkan kaidah yang dimiliki oleh ragam bahasa Indonesia baku dalam hal pemakaian kosakata, struktur sintaksis dan wacana (Reah, 2000). Karena berbagai keterbatasan yang dimiliki surat kabar (ruang, waktu) maka bahasa jurnalistik memiliki sifat yang khas yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, lugas dan menarik. Kosakata yang digunakan dalam bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan bahasa dalam masyarakat.


 BAB II 
PEMBAHASAN 

A. Tahu Hal yang Menarik 
          Untuk mengumpulkan informasi yang sahih dan relevan untuk suatu tulisan , wartawan harus tau apa yang menarik bagi pembacanya, apa dampak dan apa yang perlu mereka ketahiu .karena itu wartawan harus menemukan tema untuk ceritanya .setela itu wartawan mencari aspek-aspek yang dramatic, luar biasa ,dan unik yang membedakan peristiwa yang diliput dengan peristiwa-perustiwa lainya yang serupa. 

 B. Selalu ingin tahu 
           Seorang wartawan yang baik memiliki sifat yang juga ada pada murid taman kanak-kanak yaitu seallu ingin tahu .mereka akan menghujani orang tua atau guru mereka dengan pertanyaan-pertanyaan. Apa itu ?mengapa? Pertayaan-pertayaan itu baik di gunakan untuk mengumpulkan berita .tingalkan menambahkan beberapa lagi :siapa,kapan,di mana,bagaimana dan lalu apa ? Ada beberapa dasar-dasar di bawa ini : 

 Siapa(who) 
             Dapatkanlah nama lengkap dari orang-orang yang terlibat dan selalu mencek ejaannya untuk ketelitian ,atau cerita tentang apa yang terjadi dalam beberapa berita, seperti berita polisi 

Kapan(when) 
Catatlah hari dan kapan peristiwa itu . 

Dimana(where) 
 Dapatkan lokasi kejadian dan gambarkanlah 

Mengapa(why)
 Mengerti apa yang menjadi penyebab peristiwa itu, apa yang menyebab konflik . 

Bagaimana (how) 
Cari lebih banyak informasi tentang peristiwa itu . 

 Lalu apa(so what) 
Apa dampak terhadap orang-orang yang terlibat dalam peristiwa ini? Apa pula dampaknya bagi pembaca. 

C. Ada beberapa teknik untuk mengembangkan keingin tahuan ini.
  • Tempatkanlah diri anda sebagai pembaca apa yang membuat berita ini penting dan menarik? 
  • Cara lain adalh metode garis waktu dengan cara menelusuri urutan kejadian itu. 
  • Teknik yang bisa juga membangkitkan keingintahuan adalah membayangkan diri sebagai detektif yang sedang menghadapi misteri atau konflik suatu kasus pembunuhan.
  • Sifat ingin tahu juga dapat di bangkitkan dengan rasa membut daftar dari semua pertanyaan yang tumbuh dalam fikiran anda gagasan berita anda.
D. Mampu observasi 
Penulis yang baik pertama-tama haruslah seorang wartawan yang baik.dan wartawan yang baik menceritakan dan mengambarkan atas dasar observasi dengan pengumpulan detail degan menggunakan indranya. penglihatan, penciuman,pendegaran,dan terkadang juga sentuhan rasa. Observasi tidak hanya terbatas untuk mencerita-cerita tragedi atau kehidupan suram.
 E. Ada tiga tipe dasar observasi 
 1. Observasi peristiwa 
2. Observasi nonpartisipan 
3. Observasi diam-diam 
F. Anatomi Berita dan Unsur-Unsur 
Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut. 
1. Judul atau kepala berita (headline). 
2. Baris tanggal (dateline). 
3. Teras berita (lead atau intro).
 4. Tubuh berita (body). 
         Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida terbalik.Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005) .Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya, terutama pada tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini. Untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta" yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W + 1H. Hal ini senada dengan apa yang dimaksudkan oleh Lasswell, salah seorang pakar komunikasi (Masri Sareb 2006: 38). 
1. Who - siapa yang terlibat di dalamnya? 
2. What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa? 
3. WHERE - di mana terjadinya peristiwa itu? 
4. Why - mengapa peristiwa itu terjadi? 
5. When - kapan terjadinya? 
6. How - bagaimana terjadinya? 
G. Syarat-syarat kalau pengen jadi wartawan 
1. suka tantangan Menjadi seorang wartawan harus menyukai tantangan. 
2. Berani menghadapi resiko Menjadi seorang wartawan itu resikonya banyak 
3. Punya daya tahan tinggi 
4. Punya kemampuan menggali sumberinformasi 
5. Punya sensifitas tinggi 
6. Punya minat menulis berita 
            Seorang jurnalis yang ideal memerlukan beberapa syarat: 
1. Harus mempunyai data yang otentik dan benar 
2. Punya media masa 3. Punya etika 
4. Kaya akal 
5. Banyak mengakses informasi 
6. Harus mempunyai kode etik 
H. Syarat-syarat yang dipenuhi agar wartawan bisa sukses 
1. Semangat yang menbara 2. Selalu berpikir kreatif dan kerja sama tim I. 
BAB III 
PENUTUP

 Kesimpulan 
       Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan oleh wartawan (jurnalis) dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa (Anwar, 1991). Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalistiklah yang bisa dikategorikan sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar